Asiknya Jalan-Jalan ke Baduy Luar
Tripbiru.id-Tangerang, Untuk ke Baduy dari Jakarta sekarang bukan hal yang merepotkan. Himpunan-himpunan atau grup-grup kecil bisa berangkat sendiri dengan cara yang sangat mudah.
Mereka bisa berkumpul di Stasiun Manggarai atau Kebayoran Lama, lalu tinggal menunggu kereta yang menuju Rangkasbitung. Tiket keretanya murah dan stasiunnya keren plus bersih. Apalagi KRL nya, nyaman, adem dan perjalanannya menyenangkan.
Supaya tidak berdesakkan di KRL, maka sebaiknya berangkat di hari libur atau weekend. Di pagi hari sangat disarankan. Karena sampai di Rangkasbitung juga masih pagi, perjalanan kereta sekitar satu setengah jam.
Dari Rangkasbitung sudah bisa naik angkutan sewaan berupa Hiace atau mini bus yang sudah disewa lewat online. Perjalanan ke Baduy sekitar 3 jam. Bisa mampir ke rumah makan yang ada di sepanjang perjalanan.
Tiba di Baduy sebaiknya minta bantuan pengemudi mobil sewaan untuk mengajak salah seorang penduduk desa Baduy sebagai pemandu. Jalan di desanya menanjak, tapi bisa dipandu dengan penduduk setempat bisa mampir, belanja minuman, makanan atau cinderamata.
Kalau sedang musim durian, Baduy terkenal dengan duriannya yang manis dan harganya murah. Biasanya di tempat parkiran ada penjual durian yang juga menyediakan boks plastik untuk menyimpan durian yang akan dibawa pulang sebagai oleh-oleh.
Berangkat pagi dari Jakarta, lalu sore pulang dengan naik KRL. Rasaya ke Baduy tidak terlalu sulit seperti yang digambarkan beberapa waktu silam. Sarana angkutan umum yang tersedia sangat membantu dan bisa banyak membuat orang berwisata dengan lancar.
Suku Baduy adalah salah satu suku yang mendiami wilayah Banten dengan populasi yang cukup tinggi di Indonesia. Suku ini dibagi menjadi dua jenis, yaitu Suku Baduy Dalam dan Suku Baduy Luar yang keduanya memiliki keunikan tersendiri.
Kehidupan suku ini bisa dibilang sederhana dan menyatu dengan alam, mereka menjaga keseimbangan alam dan manusia di daerah mereka.
Namun kesederhanaan ini juga memiliki efek samping seperti adanya isolasi diri dan tidak mampu membaur bagi Suku Baduy Dalam. Kehidupan suku Baduy dalam dan luar sama dengan suku lain yaitu hidup secara komunal atau berkelompok. Dalam satu kelompok mereka memiliki ketua yang biasa ditentukan atau dianggap suci.
Ada beberapa versi tentang asal-usul suku ini di kalangan para peneliti, yang sampai saat ini masih diperdebatkan keabsahannya. Ada sejarah yang mengatakan Banten merupakan daerah penting bagi Kerajaan Sunda yang berpusat di sekitar Bogor pada abad ke-16.
Namun upaya Kesultanan Banten untuk merebut tanah Banten dari Kerajaan Sunda mengalami berbagai rintangan. Salah satunya pada saat perintah Raja Kesultanan Banten yang memerintahkan bala tentara menyelamatkan sungai penting di daerah Banten.
Sungai yang dulunya dikuasai oleh Kerajaan Sunda ini harus diambil alih dan menuntut tentara berlindung di dalam Gunung Kendeng. Selanjutnya banyak sejarah yang meyakini jika Suku Badui merupakan bala tentara yang dulu diperintahkan oleh Raja Kesultanan Banten.
Sejarah lain ada juga yang mengatakan bahwa suku ini merupakan orang-orang pelarian atau yang diasingkan dari Kerajaan Sunda. Mereka lebih senang dipanggil dengan orang kanekes atau kanekes dibandingkan dengan nama Baduy.
Suku Badui juga diperintahkan oleh Raja untuk melestarikan budaya nenek moyang, oleh sebab itu mereka masih menyembah arwah nenek moyang. Keyakinan ini disebut dengan Sunda Wiwitan atau menyembah nenek moyang yang dianggap suci atau telah disucikan. Banyak yang masih menganggap suku ini beragama Hindu atau Budha, namun kepercayaan yang mereka anut berbeda dari kedua agama tersebut.
Perkampungan suku baduy menjadi salah satu tujuan wisata bagi para traveler. Tujuan mereka datang kesana tak lain adalah ingin mengetahui kehidupan mereka, ingin belajar lebih dalam tentang budaya. Tak heran, jika tempat ini sering didatangi oleh rombongan wisatawan, para siswa dari berbagai sekolah dan tak mau ketinggalan para mahasiswa dari berbagai universitas di Indonesia.
Selain ingin mengenal tentang budaya yang ada di Indonesia, para siswa tersebut juga dilatih untuk menjadi pribadi yang tegar, sabar dan bijaksana. Menghargai alam dan bersyukur dengan apa yang kita miliki. ars