Jalan-jalan di Cirebon Pakai Ojek Wisata
Tripbiru.id-Cirebon, Saat sibuk di Kantor, waktu luang untuk jalan-jalan ke alam hampir tidak ada, tapi bukan tidak mungkin bisa dilakukan. Incarannya akhir pekan atau pas libur tanggal merah.Keinginan jalan wisata tidak bisa terbendung. Maka disela waktu padat berlangsunglah wisata yang singkat, padat, ketat dan santai, wisata satu hari, onedaytravelling, jarak tempuhnya memang terbatas, tapi kepuasan didapat.
Dari mencoba berkeliling Garut, ubek-ubek pusat kerajinan kulit Sukaregang, sampai menyeruak kota kecil Cianjur yang terkenal dengan beras dan manisannya. Akhirnya ketemu perjalanan sehari yang mampu menghadirkan rasa puas dan pas. Onedaytravelling ke Cirebon.
Ketika menyusun perjalanan ke Cirebon, tercatat ada lima tempat wisata religi, kuliner dan belanja yang jadi tujuan. Menurut Chaka, koordinator OneDayTraveling (ODT), berbekal pengalaman saat perjalanan di Garut, maka dirinya mencoba untuk membuat kegiatan serupa tapi di Cirebon. Chaka lalu menghubungi teman di Cirebon yang bernama Venggar.
Venggar sebenarnya mengelola Pelesir Wisata, yang juga menerima wisatawan untuk jalan-jalan di Cirebon. Dia sempat kaget saat diminta untuk menyiapkan ojek. “Pake motor, wah gak apa-apa tuh tamunya,” tanya Venggar.
Perjalanan menuju Kota Udang dengan langkah awal dari Stasiun Gambir, menggunakan kereta api, jarak tempuh dilakukan selama 3 jam. Tiba di Stasiun Cirebon ada sesuatu yang istimewa. Perjalanan keliling Cirebon dilakukan dengan tidak memakai kendaraan roda empat, tapi dengan Ojek Wisata, bekerjasama dengan operator wisata setempat, awalnya operator penuh tanda tanya Ketika datang permintaan menggunakan ojek wisata.
Perjalanan pertama pesertanya hanya 3 orang, maka 3 motor ojek wisata disiapkan, berikutnya meningkat jadi 5 motor, 10 motor dan puncaknya 17 motor ojek wisata,ini sudah seperti rolling thunder atau Sunmori. Baru naek motornya aja udah seru, blum lagi ke tempat wisatanya.
Sarapan nasi jamblang jadi acara pagi di Cirebon, nasi sekepel dibungkus daun jati yang bikin nuansa warna kemerahan, tapi lauknya ada kali sampai 50 pilihan, cumi, otak goreng, usus goreng, jambal, sambal, emping dan lainnya. Kenyang sarapan langsung meluncur bergocengan dengan ojek wisata yang pengemudinya mampu menjelaskan tentang jalan-jalan yang ditelusuri dan area-area di Cirebon.
Motor berhenti di Kraton Kasepuhan Cirebon, di sini bisa liat pusaka dan peninggalan raja-raja di Cirebon, ada air sumur sejak masa lalu yang segar, foto, denger cerita sejarah sampe bagi-bagi sumbangan selesai dilakukan.
Lanjut motor bergerak ke Gua Surnyaragi, ini tempat unik, goa yang karangnya dari berbagai kerang, bisa dimasuki dan berkeliling, banyak kisah mistis. Okky peserta perjalanan dari Himpunan Anak Media Jakarta yang bertubuh tinggi gede banget, coba memasuki gua tersebut, maka yang dikhawatirkan terjadi, Okky macet di tengah gua, pelan-pelan rombongan mendorong tubuh besar itu sehingga lepas dari himpitan sempitnya gua.
Menjelang siang perut mulai lapar dan makan siang yang lezat di Empal gentong Haji Apud, wah asiknya bisa milih yang berkuah kental atau bening.
Bagi banyak rombongan pilihan kuah itu sangat berarti. Pilih kuah bening biar enteng, tapi kalau tambah sate kambing 10 tusuk, ya sama saja.
Sehabis makan, perjalanan lanjut untuk belanja batik, sasaran Pusat Kerajinan dan Penjualan Batik Trusmi. Di tempat ini bebas membeli batik dari yang 20 ribuan sampai yang jutaan rupiah. Plus oleh-oleh, ada udang, terasi, kerupuk, krecek, sambel udang. Biasanya yang suka belanja sibuk memilih dan keliling. Sementara yang malas belanja bisa nongkrong di kafe sambil menikmati segelas kopi.
Rombongan sebagian memilih untuk ngopi. Buat mereka ngopi standarnya Starbuck.Maka saling pesan satu gelas cukup, karena sudah bisa berhitung yang biasanya segelas seharga 40 ribuan. Ketika berhitung pembayaran kopi terjadi, maka berlangsunglah tanya jawab yang mengejutkan. “Berapa semua,” tanya salah satu penikmat kopi. “25 ribu Bu,”jawab parmusaji. Ada 5 gelas, berarti kali 25 ribu, total 125 ribu. Harga segitu bukan halangan, dengan santai sang penanya mengeluarkan uang 150 ribu, kasir heran dan bilang, kebanyakan bu, jadi total semua 25 ribu, pembayar terdiam dan ikut bingung. Iya bu, segelasnya 5 ribuan, jadi semua 25 ribu. “Saya pake susu lho,” teriak salah satu peserta . Iya pake susu jadi 8 ribu. Serentak semua saling pandang, lalu berebut mengeluarkan duit buat bayarin. Ini keren, nuansa kafe harga starling.
Keriuhan kopi under level price itu terbawa sampai kereta malam yang membawa rombongan peserta menuju Jakarta. Jam 9 malam, sudah tiba di Stasiun Gambir, rombongan berpisah menuju tempat parkir. Besoknya saling berkirim foto lewat WA dan berkomen, Njir gw ke Cirebon sehari doang.. ars