Toya Devasya Turut Serta Dalam Misi Pemasaran Penjualan ke China
Tripbiru.id-Jakarta,Toya Devasya telah berhasil menyelesaikan tur promosi di China. Upaya kolaboratif dengan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif ini bertujuan untuk menyoroti destinasi wisata yang beragam dan melimpah di Indonesia.
Kampanye ini menampilkan acara di Shanghai pada 3 Juni 2024, dan di Beijing pada 6 Juni 2024.
Dalam kemitraan dengan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, inisiatif bersama ini difokuskan pada membangun keterlibatan yang berarti dan berdampak dengan pemangku kepentingan dari China.
Toya Devasya memegang predikat sebagai destinasi teratas di Kintamani, terutama di dalam Batur UNESCO Global Geopark, berkat kolaborasi strategis dengan pemangku kepentingan pariwisata kunci di daerah tersebut
“Toya Devasya telah lama menjadi destinasi favorit bagi wisatawan China yang berkunjung ke Bali. Kami yakin tur pemasaran ini akan lebih meningkatkan jumlah wisatawan China tahun ini dan seterusnya. Respon antusias dari banyak agen tur di China selama acara tersebut menyoroti minat kuat pada Toya Devasya,” kata Ayu Saraswati, Direktur Utama Toya Devasya.
Tujuan kampanye ini adalah untuk meningkatkan hubungan dengan mitra pariwisata penting, termasuk agen wisata, operator tur, dan pengelola lokal.
Kolaborasi ini sangat penting dalam mempromosikan dan mendorong pariwisata di Bali, dengan fokus khusus pada Bangli.
“Tujuan utama kami adalah memperkuat posisi Toya Devasya sebagai destinasi utama untuk rekreasi keluarga di Bangli, yang terkenal dengan pemandian air panasnya,” tambah Saraswati.
Pertumbuhan ekonomi China yang cepat dan lanskap bisnis yang berkembang menjadikannya pasar utama untuk menarik wisatawan ke Indonesia.
Berdasar statistik, wisatawan China biasanya menghabiskan 8 hingga 11 hari di Indonesia, dengan pengeluaran rata-rata per kedatangan sebesar USD 1,386.55, angka yang sebanding dengan wisatawan Eropa yang dikenal dengan pengeluaran perjalanan tinggi mereka.
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif bertujuan menarik antara 1 juta hingga 1,5 juta wisatawan China, yang akan berkontribusi pada target keseluruhan 14,3 juta wisatawan internasional pada tahun 2024.
Data dari Badan Pusat Statistik Indonesia mengungkapkan bahwa dari Januari hingga Maret 2024, terdapat 286.375 kedatangan wisatawan China.
“Kampanye Misi Penjualan di China diharapkan dapat meningkatkan kunjungan wisatawan China dan menetapkan Indonesia sebagai tujuan wisata global favorit. China adalah pasar utama bagi Indonesia, dengan total 2 juta kunjungan wisatawan sebelum pandemi,” kata Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno.
Per Mei 2024, Amadeus melaporkan bahwa 13 maskapai saat ini menyediakan penerbangan langsung dan charter reguler dari 14 kota di China, termasuk Beijing, Shanghai, dan Guangzhou, ke destinasi di Indonesia seperti Bali, Jakarta, dan Manado.
Penerbangan ini secara kolektif menawarkan kapasitas kursi melebihi 1,1 juta.
Pemerintah Indonesia sedang aktif mempromosikan ekspansi frekuensi penerbangan dan pengenalan rute baru untuk meningkatkan aksesibilitas dari China ke berbagai kota di Indonesia.
“Kami yakin acara seperti ini dapat benar-benar menarik lebih banyak wisatawan China ke Bali. Bagi kami, inisiatif-inisiatif ini lebih dari sekadar meningkatkan jumlah wisatawan; ini tentang menggambarkan bahwa perjalanan ke Bali tidak lengkap sebelum berkunjung ke Toya Devasya,” kata Saraswati. ars